Kisah Alex Ferguson: MU Tangga Menuju Sukses [4]
Awal Yang Buruk Bersama Manchester United
Setelah sukses menaklukkan Eropa bersama Aberdeen dengan meraih Piala Winner UEFA 1982-1983 dan Piala Super UEFA 1983, nama Alex Ferguson pun muncul menjadi manajer papan atas di daratan Eropa. Banyak klub yang mengincar Ferguson yang pada saat itu masih berusia 44 tahun. Di usianya yang masih muda untuk jabatan manajer, nama Ferguson ternyata dilirik oleh klub raksasa asal Liga Inggris, Manchester United.
September 1986, MU yang paceklik gol selama 19 tahun, sejak kesuksesan mereka di musim 1966-1967, memutuskan untuk menunjuk Ferguson. Fergie ditunjuk MU untuk menggantikan Ron Atkinson yang menjadi manajer keenam MU setelah mendiang Sir Matt Busby yang menukangi MU selama 24 tahun (1945-1969). Kepercayaan yang diberikan MU untuk Ferguson pastinya akan menjadi beban berat untuk manajer semuda Ferguson karena harus mengarsiteki sebuah klub dengan catatan sejarah yang gemilang.
Tidaklah mudah bagi Ferguson mengawali kariernya bersama klub yang telah ada sejak 1878 itu. Buktinya, Ferguson mendapatkan hasil buruk sejak pertandingan pertamanya. Dengan bermodalkan pemain seperti Peter Barnes, Kevin Moran, Peter Davenport, Chris Turner, Mike Duxbury, Arthur Albiston, Paul McGrath, Graeme Hogg, Clayton Blackmore, Remi Moses, dan Frank Stapleston, serta satu pemain pengganti yakni Jesper Olsen, Ferguson menjalani debut pertamanya melawan Oxford United, 8 November 1986.
Ferguson mengawali perjalanan dengan pengalaman pahit di Liga Inggris yang amat kompetitif. MU kalah dari Oxford United 2-0. Kenyataan mengatakan bahwa kemampuan Ferguson masih belum terasah untuk beradu ilmu dengan manajer klub Inggris. Musim pertama MU bersama Ferguson akhirnya selesai dengan finis di urutan kesebelas. Jelas, ini torehan yang buruk jika melihat pencapaian MU di musim sebelumnya yang berada di peringkat keempat.
Hampir Didepak dari Old Trafford
Musim kedua Ferguson bersama MU pun masih belum bias memberikan hasil yang cukup memuaskan. Namun, perkembangan yang signifikan berhasil diberikan oleh Ferguson. Dengan meraih 23 kemenangan, 12 kali imbang, dan lima kekalahan, MU akhirnya mengakhiri musim kompetisi 1987-1988 dengan berada di posisi kedua dengan 81 poin, Sembilan poin tertinggal dari Liverpool yang menjadi juara Liga Inggris pada saat itu.
Memasuki musim ketiganya bersama MU, penampilan Ferguson kembali melorot. Di musim 1987-1988, MU menjadi tim papan tengah. Setelah menyelesaikan musim 1987-1988 dengan catatan 13 kemenangan, 12 kali seri, dan 13 keok. The Red Devils terpuruk di posisi ke-11 dengan 51 poin.
Kepercayaan MU dan ribuan fans yang disebut Manchunian kepada Ferguson pun mulai surut. Puncaknya ketika memasuki musim 1989-1990. Setelah tiga musim bersama MU, Ferguson hanya memberikan satu gelar kepada MU, yakni Piala FA 1989-1990. Isu pemecatan Ferguson pun merebak. Seperti yang diungkapkan Pimpinan MU pada saat itu, Martin Edwards.
"Di awal tahun bersama Alex sangat sulit,” ujar Edwars seperti diwartakan Mirror Football. "Alex datang November 1986, dan kami belum bisa memenangkan gelar hingga Mei 1990," jelas Edwars mengingat masa lalu.
"Posisi Alex tidak pernah dipertanyakan dalam rapat. Tapi, ada banyak pihak yang mengatakan dia bukanlah orang yang tepat untuk menangani MU," ungkap Edwards.
1990-an, Masa Emas MU Bersama Ferguson
Akan tetapi, MU tetap mempertahankan Ferguson hingga pada akhirnya Ferguson memenangkan gelar Liga Inggris pertamanya untuk MU. Kesuksesan pertama Ferguson akhirnya datang setelah tujuh tahun menangani MU, tepatnya di musim 1992-1993. Masa kejayaan Ferguson lahir bersamaan dengan pemain MU tahun 1990-an, yang diperkuat Peter Schmeichel, Gary Neville, Gary pallister, David Beckham, Nicky Butt, Ryan Giggs, dan tentu saja, penyerang legendaris MU, Eric 'King' Cantona.
Bersama generasi emasnya, penampilan Ferguson pun melejit. Gelar demi gelar diraih Ferguson bersama Cantona dan kawan-kawan. Bagaimana tidak, Ferguson yang hampir dipecat akhirnya berhasil menancapkan tajinya selama hampir sepanjang tahun 1990-an dengan memenangkan lima gelar Liga Inggris yang telah berganti nama menjadi Liga Premier. Ferguson berhasil mempersembahkan gelar juara di musim 1992–1993, 1993–1994, 1995–1996, 1996–1997, dan 1998–1999.
Musim kompetisi 1998-1999 menjadi puncak keberhasilan Ferguson menjadi manajer paling sukses di Eropa. Ferguson memantapkan posisinya sebagai salah satu manajer terbaik di Eropa dengan mempersembahkan tiga gelar utama untuk MU alias treble-winner dengan memenangkan trofi Liga Premier, Piala FA, dan tentu saja gelar Liga Champions kedua dan yang pertama untuk Ferguson. Masa kejayaan Ferguson bersama MU berlanjut hingga 14 musim berikutnya.
Bagaimana kisah Alexander Chapman Ferguson selanjutnya bersama MU? Bagaimana pula perjalanan Fergie hingga mendapat penghargaan dan penghormatan tertinggi dari Kerajaan Inggris hingga melekatnya "Sir" di depan nama Fergie? Ikuti terus Kisah Alex Ferguson. (Vin)
0 komentar:
Posting Komentar